sujushidaeforeternity!!

(OneShot) Shining Lady

(OneShot) Shining Lady

Casts:

Choi Siwon – Kwon Yuri – Tiffany

PLEASE DON’T BE A SILENT READER!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Matahari telah menampakkan wujudnya diufuk timur. Pagi hari ini cuaca sedang sangat baik. Langit begitu cerah. Gumpalan awan-awan hitam sedikitpun tidak menampakkan dirinya.

Seorang pria dengan garis wajah yang tegas dan tubuh yang jangkung tampak sedang merenenungkan sesuatu di meja kerjanya. Ia membaca lembaran-lembaran kertas yang ada dihadapannya dengan ekspresi kecewa.

“aghh!!” dicampakkannya lembaran-lembaran kertas itu kemudian ditekannya tombol merah pada telepon yang terletak di atas mejanya.

“datang keruanganku sekarang!”

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan dari arah pintu masuk dan datanglah seorang gadis dengan rambut hitamnya yang tergerai indah memasuki ruangan, “jadwalku setelah ini apa?”

“tidak ada sajangnim.” jawab gadis yang dihadapannya dengan hati-hati.

“Temani aku makan siang!” Yuri hanya menangguk menanggapinya. “bawa tasku!” Siwon pun berlalu. Dengan sigap Yuri mengambil tas Siwon yang terletak diatas meja kerja bosnya itu dan menyusul Siwon dengan berjalan dibelakangnya.

*******

Yuri memandang kagum melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Bosnya, Choi Siwon yang sangat tampan ada dihadapannya sekarang. Siwon bukanlah tipe orang yang banyak bicara, ia orang yang sangat dingin, tapi itulah yang membuat Yuri semakin tertarik dengan bosnya itu.

“oppa!” suara sesosok wanita tiba-tiba terdengar membuyarkan lamunan Yuri. Gadis yang bernama Tiffany itu tersenyum manis dan langsung duduk bersebelahan dengan Siwon, “ohh Yuri-ssi, kau ada disini juga?”

Yuri hanya tersenyum dan mengangguk membalasnya. Tiffany adalah tunangan Siwon. Mereka sudah menjalani hubungan selama 2 tahun. Yuri tampak sedikit gelisah duduk diantara mereka.

“untuk apa dia menyuruhku menemaninya makan siang kalau pada akhirnya dia akan mengajak tunangannya menemaninya. Benar-benar orang yang aneh.” umpatnya.

Yuri memandang Siwon dan Tiffany heran. Bukankah mereka sepasang kekasih? Tapi tidak terlihat seperti itu. Siwon sibuk membaca majalah yang ia bawa dari kantor tadi, sedangkan Tiffany hanya diam sambil menikmati jus yang baru saja datang. Sangat aneh.

“ehmm jogiyo. sebelumnya saya minta maaf, tapi saya harus pulang sekarang.”

Suasana disini hampir membuat Yuri frustasi. Yuri bukanlah tipe orang yang tahan dengan keheningan.

“baiklah aku antar!” seru Siwon seraya menutup majalah yang ia baca. Tiffany menoleh memandang Siwon, “kau pulanglah naik taksi.”

Lagi-lagi Tiffany hanya diam kemudian beranjak dari duduknya dan berlalu tanpa mengatakan sepatah kata pun.

“sajangnim! Saya..”

“tidak apa! Kajja!” lagi-lagi bertindak sesukanya. Yuri heran kenapa ia bisa tahan bekerja dengan orang seperti dia. Heran? Yuri tersenyum kecut. Tentu saja karena ia menyukainya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yuri tampak sedang menyusun laporan-laporan yang ada dihadapannya. Setelah ia merapikannya ia pergi masuk keruangan bosnya, Choi Siwon. Siwon tampak gusar. Ia membolak-balik halaman demi halaman pada map hijau yang sedang ia pegang.

“ini laporan keuangan bulan ini tuan.” Yuri meletakkan map-map yang  ia pegang dihadapan Siwon. Setelah beberapa kali kalah tender, Siwon selalu tampak gelisah. Yuri dapat melihat dengan jelas lingkaran hitam pada mata Siwon semakin meluas. “letakkan saja disitu!” Siwon bangkit dari duduknya.

BRUKK! Siwon ambruk seketika.

“sajangnim! Sajangnim!” Yuri mengguncang pelan tubuh Siwon.

*******

Perlahan Siwon mulai membuka matanya dan memicingkan keduanya. Seberkas cahaya putih yang ia lihat seperti menyilaukan matanya. Ruangan bernuansa putih dan bau obat-obatan pun menyambutnya. Siwon memperbaiki posisi tidurnya. Ia melihat sosok Yuri sedang tertidur ditutupi selimut putih di sofa yang berada disudut ruangan.

Yuri tampak menggeliat lemas kemudian menggerak-gerakkan kepalanya yang mungkin terasa pegal karena tidur disofa., “ohh sajangnim! Ihreohna?” Yuri menghampiri bosnya itu.

“kenapa kau dan aku ada disini?”

“tadi anda jatuh pingsan” Yuri tersenyum lega melihat bosnya yang ia sayangi telah sadar dari tidurnya. Deg… jantung siwon menjadi berdetak tidak karuan melihat senyuman gadis yang ada dihadapannya. Yuri melirik jam yang melilit ditangan kanannya, “saya sudah menelepon Tiffany-ssi untuk datang tuan. Dia bilang dia sedang dalam perjalanan kesini.” Siwon hanya diam menanggapinya.

****

Siwon’s POV

Selama di rumah sakit, Yurilah yang menjagaku dan menemaniku. aku senang dengan itu semua. jujur.. aku tahu bagaimana perasaannya sebenarnya terhadapku selama ini. Dia itu juniorku dari SMP, SMA, dan kuliah. Bahkan dia melamar pekerjaan saja di perusahaan keluargaku. Dan jujur aku menyimpan sedikit perhatian padanya. sedikit? Baiklah.. banyak! Terkadang satu hari saja tidak melihatnya dikantor sepertinya ada sesuatu yang hilang. Karena itu aku selalu membawanya kemanapun aku pergi dengan alasan pekerjaan.

“sajangnim!”

Aku tersadar dari lamunanku., “saya tidak bisa lama-lama. Seperti biasanya, saya sudah menghubungi Tiffany-ssi.”

Aku mengangguk kecil. Lagi-lagi Tiffany. Hmm.. pada akhirnya dia selalu meninggalkanku dengan menantu impian ayahku itu. aku ingin lebih lama bersamanya.

“Kalau begitu saya mohon pamit..” Aku menahan tangan Yuri., “setidaknya tunggulah sampai dia datang.” pintaku.

Yuri tersentak kaget mendengar ucapanku. Aku tersenyum kecil melihatnya. Awalnya ia tampak ragu kemudian tersenyum kecil memandangku. Ia pun kembali duduk di samping tempat tidurku.

Aku bisa melihat wajahnya bersemu merah saat ini, mungkin karena aku terus memandanginya daritadi.

“kenapa kau tidak terus terang saja padaku?” ujarku mengagetkannya seraya memperbaiki posisi dudukku.

“ahh.. jujur? tentang?” ia tampak berpikir dengan tampang bodohnya.

“kau menyukaiku bukan?”

Aku tertawa pelan saat melihat matanya membulat dan bisa melihat kedua pipinya sudah merona merah seperti kepiting rebus. Aku meraih tangannya dan menatap matanya seraya mengatur posisi dudukku. Dia menundukkan kepalanya sesaat setelah aku menatapnya.

“siwon-ssi..” bisiknya pelan tapi aku masih bisa mendengarnya.Kini aku mengarahkan kepalanya untuk menatapku, “tenang saja.. anggap saja aku belum mengetahuinya.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini sudah hari ketiga setelah aku kembali dari rumah sakit. Yuri tidak datang ke kantor. Wakil sekertaris, Jung Soo Yeon-ssi mengatakan Yuri tidak mengatakan apapun saat memintanya untuk menggantikannya. Aku sangat khawatir dan penasaran juga. Aku sudah mendapatkan alamatnya, tapi aku cukup gengsi untuk mendatanginya.

tok.. tok.. tok..

“masuk!” Tiffany masuk kedalam ruangan.

“kau? Kenapa kau ada disini?” Ia menyerahkan sebuah map merah muda kepadaku.

“mulai sekarang aku akan menjadi sekertarismu!”

aku terbelalak kaget, “kau? Siapa yang menyuruhmu?”
“abeoji.” Tiffany melipat kedua tangannya didepan dadanya.

Siwon menghela nafas, “aku sudah punya sekertaris.”

“maksudmu Kwon Yuri-ssi? Bukankah dia sudah berhenti dari kemarin?”

“APA?”

aku hanya bisa terdiam menatapnya tak percaya. Aku sudah cukup gila 3 hari ini aku tidak melihatnya. 1 hari saja aku cukup membuatku frustasi tidak melihatnya dan sekarang? Aku tidak akan melihatnya lagi. Sekarang aku tahu bagaimana rasanya kecanduan, Kwon Yuri! apa kau ingin membunuhku?

******

Kediaman Choi..

Aku memandang semua berkas yang berada dihadapanku dengan hampa. Aku melirik ponselku yang sejak tadi terletak diatas meja. Hatiku bimbang ingin meneleponnya atau tidak. Kuambil ponselku dan menekan tombol satu. Ini hal yang wajarkan? Ia adalah sekertarisku, jadi wajar saja aku menjadikan kontaknya berada di urutan pertama speed dialku.

“yoboseyo?” ujarku setelah mendengar suara dari seberang sana.

“ne.. ini Choi Siwon.” Aku dapat mendengar kepanikan dari sahutannya.

“temui aku sekarang di Café tempat kita dan Tiffany bertemu kemarin.”Sesaat itu juga kututup telepon dan kuambil jasku yang tergentung di sandaran kursiku.

Sesampainya di café,

aku mengambil tempat duduk yang berada di pojok ruangan. Aku melirik kea rah jam yang menggantung di dinding. jam menunjukkan pukul 09.00 p.m. Setelah menunggu sekitar 15 menit dia pun datang. Dengan tergesa-gesa ia menarik kursi yang ada dihadapanku dan mendudukinya.

“jwaesohamnida sajangnim!”

“gwaenchana.. langsung saja, apa kau telah diberhentikan oleh ayahku?” tanyaku spontan.

Ia tersenyum pahit kemudian mengangguk pelan. Aku mendengus kesal. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan ayahku sehingga memberhentikan seorang Kwon Yuri, yang jelas-jelas dimatanya sangat telaten dalam membantuku selama ini.

Setelah keheningan cukup lama terjadi. Yuri mulai mengeluarkan suara, “anda tidak perlu khawatir. Saya masih bisa mencari pekerjaan lain. tadi saya baru saja selesai melakukan wawancara dengan perusahaan Jung.

Aku tersenyum kecut mendengarnya. Bagaimana aku tidak khawatir? Aku tidak akan pernah melihatnya lagi mondar-mandir diruanganku, mengantarkanku kopi, menemaniku meeting. Apa yang harus kulakukan?

“satu hal lagi siwon-ssi..”Aku mendongak dan menatapnya, “mungkin setelah ini saya tidak akan bertemu lagi dengan tuan. Jadi saya harap anda dapat menjaga kesehatan anda.” Aku terhenyak mendengar kata-katanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku membolak-balik halaman demi halaman berkas yang ada ditanganku saat ini. seorang wanita menarik berkas tersebut sambil menatapku garang. Cih.. lagi-lagi dia. Rasanya kepalaku ingin pecah setiap melihatnya.

“Kenapa menandatangani berkas saja lama?” omelnya.

“berisik!” ujarku dan pergi berlalu dari hadapannya. Aku masih dapat mendengar suaranya berteriak memanggil namaku dari ruanganku, namun aku tidak peduli.

******

Aku memandang sebuah rumah minimalis yang tepat berada dihadapanku saat ini. rumah tersebut berwarna putih, tidak terlalu besar, dan juga tidak terlalu kecil. Aku berjalan menjauhi mobilku dan mulai melangkah kearah pintunya yang berwarna cokelat tua pekat dan menekan bel yang terletak tidak jauh dari pintu itu. tidak lama kemudian sepasang mata yang membulat indah menyambutku.

“siwon-ssi?”

Aku tersenyum, “boleh aku masuk?” Sebelum mendengar jawabannya aku masuk kedalam rumahnya. Aku memandang setiap foto yang terpampang disekitar ruangan. Aku baru tahu ternyata Yuri memiliki seorang saudara laki-laki. wajahnya sangat mirip dengannya.

“anjeuseyo sajangnim!” Aku berbalik dan mulai menduduki sofa hitam yang ada dihadapanku. “jangan panggil aku sajangnim. Kau sudah tidak bekerja untukku lagikan?” aku menyeruput kopi yang ia buat, “ada apa siwon-ssi?”

“bagaimana hasil wawancaramu kemarin?”tanyaku bermaksud basa-basi. Ia tersenyum pahit kemudian menggeleng pelan, “kau! Kembalilah besok ke kantor! biarkan aku yang membicarakan masalah ini dengan ayahku.” Seketika itu dia menggeleng lemah.

“waeyo?” ia terdiam seperti sedang memikirkan kata-kata terbaik untuk disampaikannya padaku saat ini.“seberapa keras pun anda berusaha untuk memperjakan saya kembali, itu tidak akan mungkin.” Yuri tampak mulai meneteskan air matanya, “apa maksudmu?”

Ia menatap mataku nanar, membuatku perih seperti merasakan penderitaannya. Aku menghapus airmatanya lembut. Ingin rasanya memeluknya, tapi tubuhku terasa beku oleh sihir tatapan matanya.

“tapi.. kenapa anda begitu baik pada saya?” tanyanya dengan suara yang terdengar serak. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, sehingga aku dapat merasakan hembusan nafasnya saat ini. Wajahnya tampak begitu gugup, namun pandangannya seperti tidak bisa lepas menelusuri wajahku.

“Karena aku mencintaimu.” Satu kata ini sukses membuat matanya membulat kaget dan mungkin sejenak hilang dari kesadarannya? aku menatap matanya lembut seraya tersenyum hangat. Kusapu bibir mungilnya dengan bibirku untuk beberapa detik kemudian memandangnya lagi.

“Jangan pernah menangis dihadapanku lagi! Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatmu dan apa kau pikir sekarang aku datang kesini hanya untuk melihatmu menangis? babo!” kudekap tubuhnya erat dalam pelukanku. Semua beban berat yang selama ini kupikul terasa hilang sesaat setelah aku mengungkapkan perasaanku pada Yuri. Kukecup puncak kepalanya singkat seraya menghirup aroma segar dari rambut hitamnya. Aku sangat merindukan sosok seorang Kwon Yuri. Aku rindu semua yang ada pada dirinya. Suaranya, Senyumannya, tatapannya, aroma tubuhnya, semuanya.

Perlahan aku mulai merasakan Yuri membalas pelukanku seraya mengeluarkan isakan tangisnya dari bibir mungilnya yang menurutku merdu, “bagaimana bisa?” tanyanya terisak.

“bagaimana bisa? aku sudah jatuh cinta padamu di hari pertama kita bertemu. Kalau aku tidak menyukaimu dan merasa terganggu denganmu, aku tidak akan membiarkanmu bekerja denganku selama ini.” aku membelai rambutnya pelan.

Kali ini Yuri memandang wajahku cukup lama dan menatapku mataku dalam, seperti mencari kepastian apakah aku sedamg berbohong atau tidak. Tidak lama kemudian segurat senyuman yang sangat kusuka itu muncul dari wajahnya, sehingga memaksaku untuk mencium bibir mungilnya lagi.

******

Seberkas cahaya putih tampak sesaat setelah aku membuka kedua mataku. Aku menoleh ke samping dan tidak mendapati gadis yang seharusnya ada disana saat ini. Aroma masakan dari dapur kembali membuat bibirku mengembang membentuk sebuah senyuman lebar disana. Aku langsung mengenakan pakaianku dan berjalan menuju dapur.

“Siwon-ssi?” Ia tersentak kaget sewaktu aku memeluknya dari belakang dengan tiba-tiba.

“Siwon-ssi? panggil aku oppa!” Ia tertawa kecil kemudian menyiapkan makan malam untukku dan untuknya diatas meja kayu yang terletak tidak cukup jauh dari tempatku dan tempatnya berdiri saat ini.

Selama makan malam berlangsung, hanya suara aduan sendok, sumpit dan piring yang terdengar. Ia tampak sibuk dengan pikirannya sendiri yang membuatku ikut hanyut dalam pikiranku, mencoba menerka kira-kira apa yang sedang dipikirkannya. Matanya sembab seperti habis menangis. apakah ia menyesal atas semua yang telah terjadi diantara kami? aku menggelengkan kepalaku cepat, berusaha mengenyahkan pikiran bodoh itu jauh-jauh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Semua karyawan tampak heran memandangku pagihari ini. Mereka tampak tersenyum kaku membalas sapaan dan senyuman yang aku tujukan kepada mereka. Aku sendiri juga bingung apa yang harus mereka herankan? aku hanya melakukan tugasku sebagai Direktur yang ramah dan senang tersenyum, bukan?

Kuhempaskan tubuhku ke kursi hitam yang sepertinya juga ikut mengernyit heran melihatku yang sedari tadi mulai menyenandungkan beberapa lagu.

BLAMM! Terdengar suara bantingan pintu dari arah pintu masuk.Gadis ini selalu saja sukses membuat mood-ku menjadi buruk!

“bagaimana malammu bersama gadis itu? sangat memuaskan huh?”

“apa maksudmu Tiffany-ssi?”

Ia menatap sinis kearahku, “jangan memaksaku untuk menceritakan apa yang kalian lakukan secara rinci. Apa semalam tidurmu begitu nyenyak sampai-sampai kau tidak menyadari keberadaan Ayahmu yang terhormat di dalam rumah gadis itu?”

Aku hanya bisa terhenyak, jantungku seperti berhenti sejenak mencoba mencerna setiap kata yang baru saja diucapkan gadis itu. ucapannya mengingatkanku dengan ekspresi Yuri malam itu, “Dimana dia sekarang?” tanyaku dengan suara yang bergetar.

“Mungkin dia sudah pergi jauh.. menjauhi hidupmu.”

BRAKK! Kuhempaskan semua barang-barang yang ada diatas meja kantorku  dan menatap Tiffany garang saat itu juga. Aku bisa melihat ekspresi takutnya saat ini. Kucengkram kedua bahunya kuat dengan tatapan membunuh, “katakan dimana ia sekarang?”

******

Incheon Airport

Terima kasih telah mencintaiku oppa

Walaupun nyatanya kita tidak bisa bersama

Setidaknya aku tahu bahwa perasaan terpendamku selama 12 tahun ini terbalaskan

Itu semua sudah cukup membantuku untuk bernafas

membantuku untuk hidup

Aku tidak pernah menyesali semua yang terjadi antara kita oppa

dan aku harap kau juga begitu

Aku akan menjaga hati ini hanya untukmu oppa

saranghae..

Ponsel yang sedaritadi kugenggampun terjatuh begitu saja Kakiku bergetar hebat, membuat kakiku tak mampu lagi menumpu badanku untuk berdiri. Aku ambruk begitu saja saat melihat layar monitor yang tidak jauh dari tempat aku ambruk saat ini. Kwon Yuri telah pergi. Ia telah pergi meninggalkanku.. Airmataku jatuh dan terus mengalir begitu saja. aku tidak peduli berapa banyak orang kini yang sedang lalu lalang dan menatapku aneh.

Pernahkah kau merasa duniamu yang terang  dalam seketika itu menjadi gelap?

Pernahkah kau merasa Oksigen yang kau butuhkan untuk bernafas lenyap begitu saja?

Pernahkah kau merasa duniamu tempat berpijak hancur luluh lantah?

itulah yang kurasakan saat ini.

“Khajima!”

“Khajima!”

Saat ini, hanya kata-kata itu yang bisa kukeluarkan dari bibirku dengan lemah, sangat lemah. seperti berbisik dan menggumam pada diriku sendiri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Perlahan aku mulai membuka matanya dan memicingkan keduanya. Seberkas cahaya putih yang kulihat lihat menyilaukan mataku. Ruangan bernuansa putih dan bau obat-obatan pun menyambutku. Aku seperti dejavu.. sepertinya aku pernah melihat ruangan ini di dalam mimpiku.

“sajangnim!” Aku tertegun sejenak mendengar suara itu. Suara itu adalah suara gadisku.. suara Kwon Yuri. Aku menoleh ke arah sumber suara dan mendapatinya disana.. Kwon Yuri.

Ia menyentuh pundakku ragu dan memandangku cemas, “sajangnim gwaenchana? Sewaktu anda belum siuman anda terus menggumamkan sesuatu bahkan sempat meneteskan air mata. apa anda baik-baik saja?”

“Dimana ini? dan mengapa kau ada disini?”

“tadi anda pingsan sajangnim, karena itu anda saya bawa kesini.”

Jadi apa semua tadi hanya mimpi? Aku mencoba kembali menjernihkan pikiranku dan mencoba mengingat semuanya. Semuanya terasa begitu nyata. Tanpa kusadari airmataku kembali menetes. Aku tidak tahu aku harus senang atau sedih saat ini.

“Sajangnim gwaenchana?” Aku kembali memandang Yuri. Saat itu juga aku langsung bangkit dari tidurku dan menciumnya. Aku bisa merasakan tubuhnya menegang saat itu juga. Namun perlahan-lahan aku bisa merasakan ia membalasnya seraya memejamkan kedua matanya. Aku sudah tidak ingin memikirkan apapun saat ini.

Melihat gadis-ku sekarang sudah dihadapanku, saat itu juga aku seperti menemukan matahariku kembali untuk menerangi duniaku yang sempat gelap.  Melihatnya, seperti membuatku menemukan kembali oksigenku untuk bernafas. yaa. menemukan kembali hidupku dan aku.. Aku akan memperjuangkannya sampai kapanpun.

~~The End~~


pertama-tama, saya mau mohon maaf sebesar-besarnya untuk mbak tiffany

maaf mbak, saya juga gak tega ngebikin karakter mbak disini -,-

tapi palah daya mbak

(Hadeuh maaph kalo FFnya rada geje gini yak)

Don’t forget to leave your comment ! ^^

12 responses

  1. daebak chingu
    kekeke
    🙂

    kalo bs bwt Kyuhyun-Yuri
    omo?!? suka..suka..suka..
    kekekeke
    🙂

    akau KYURI SHIPPER
    *mianbnykrequestditendangkesumur*
    hehehehe
    😀

    March 30, 2011 at 2:30 pm

  2. jiahaha..
    syukur deh kalau suka 🙂
    Kyuri?
    sejauh nih aku belum dpt inspirasi utk pairing ini..
    tapi liat ntar aja yah..

    March 31, 2011 at 9:31 am

  3. evita

    bagus chingu, romantis ff ny. Eh kirain th beneran, trnyata cma mimpi…
    Kpan2 bwat ff yulwon lg y chingu..
    Oh y, salam knal…^^

    April 6, 2011 at 7:02 am

    • wah seneng kalo ada yang suka 🙂
      yulwon? kalo lg inspirasi pasti dibikin dah..

      April 6, 2011 at 8:54 am

  4. Andraaa

    aaaa bagus ffnya 😮
    *baru baca*

    eonni bikin ff kyusica lagi dong~ haha

    April 25, 2011 at 3:16 am

    • gomawo 🙂
      utk saat ini eonni lagi gak da mood utuk bikin ff
      hehe.. tp ntar kloo uda mood lg ntar dibikinin deh..^^

      April 26, 2011 at 3:48 am

  5. TheClaret

    Aigoo.. Daebak! Aku suka kalo ada author yg bikin ff dg karakter Siwon yg cool.. Ada Yuri eonni pula yg menurutku karakternya jadi kalem.. Unyuuuu.. Ada sequelnya ga ni? Aku berharap ada.. Author sukses menipu saya, aku kira Siwon ga mimpi, eeh taunya.. d^^b

    April 27, 2011 at 4:01 pm

    • haha.. saya juga gatw tiba” kepikiran buat ending kaya begini
      sukur dah kamu suka 🙂
      wah Siwon biased nih kayannya..

      April 28, 2011 at 10:41 am

  6. hanraerim

    annyeong author..
    Aq reader baru d sini..
    Pertama nemu blog nie langsung nemu ffx WonYul seneng dech..
    Ffx bgs, aq suka,, pa lg castx wonppa ma yul eonnie..!
    Bxkin lg yah author ff WonYulx…
    Fighting..!!nemu ffx WonYul seneng dech..
    Ffx bgs, aq suka,, pa lg castx wonppa ma yul eonnie..!
    Bxkin lg yah author ff WonYulx…
    Fighting..!!

    July 3, 2011 at 7:18 am

    • selamat datang klo gitu 🙂
      makasih uda baca
      syukur deh kalo suka
      kalo lg ada ide untuk WonYul pasti bikin deh~~

      July 13, 2011 at 6:27 pm

  7. Yulhae 4ever

    Daebak cingu g ktebak endingnya h eh eh e ^^d

    January 27, 2012 at 4:35 am

  8. aiko

    untung cm mimpi

    February 7, 2012 at 2:51 pm

Leave a reply to Yulhae 4ever Cancel reply